Herdiman Tabi pada KHAZANAH ISLAMI
26 Jan 2020 22:47 - 5 menit reading

Muhammad Rasda Rais, Sekretaris Tanfidziyah PC NU Barru dan Pemikirannya Tentang NU

AK77, Barru-Nahdlatul Ulama (NU) merupakan Organisasi Islam (Ormas) terbesar di Indonesia, tak heran jika kader NU tersebar diseluruh penjuru Indonesia dengan dilengkapi struktur kepengurusan, salah satunya dikabupaten Barru.

Untuk mengetahui tentang NU di Kabupaten Barru berikut wawancara AK77News.com bersama Muhammad Rasda Rais selaku Sekretaris Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Barru.

Namun sebelum lebih jauh membahas pemikiran Muhammad Rasda Rais tentang NU berikut Profil Lengkap Pria yang kini tengah melanjutkan Studi Doktoralnya di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Ini.

Nama Lengkap : Muhammad Rasda Rais, SP.,MP.

TTL : Pekkae Barru, 12 Juli 1974.

Pekerjaan: PNS

Nama Istri : dr. Ismaini

Alamat Rumah: Mangkoso, Barru

Pendidikan/Sekolah Formal :
a. Madrasah
Ibtidaiyah Swasta
(MIS) Pekkae
Barru, sebuah
sekolah yang
berhaluan NU
yang didirikan
tahun
1960 an oleh
Allahu Yarham
AG.
KH.Badaruddin
Amin, pendiri dan
Ketua NU
pertama di Barru.
b. Iddadiyah MTs
DDI Mangkoso
c. SMP Neg.
Padaelo Barru.
d. SMA Neg. 295
Barru
e. S1 Pertanian
f. S2 Pertanian
UNHAS
g. S3 Pertanian
UNHAS (belum
tamat) .

Pengalaman Organisasi di NU:

a. Pengurus NU
Kab. Barru posisi
A’wan tahun
2007-2012
b. Ketua MWC. NU
Kec. Soppeng
Riaja 2011-2016
c. Ketua LP2NU
Kab. Barru
2011-2015
d. Wakil Sekretaris
PC. NU Kab. Barru
2015-2017
e. Sekretaris
Tanfidziyah PC
NU Kab. Barru
2017-2020.
f. Pengurus Wilayah
NU Sulawesi
Selatan posisi
A’wan 2018-2023
g.Alumni Madrasah/
Sekolah Kader NU
angkatan CXL yang
diselenggarakan Pengurus Besar NU.

Berikut hasil wawancara Redaksi AK77News.Com Bersama Ustadz Muhammad Rasda Rais (Sekretaris PC NU Barru) seputar NU di Kabupaten Barru.

Menurut Pria kelahiran Pekkae yang Munyukai tentang ilmu Agama ini, NU Barru sudah lama ada di Barru, namun tidak diketahui pasti tahun berapa masuknya, lantaran belum ditemukan Literatur terkait hal itu, yang jelas kata dia almarhum AG. KH. Badaruddin Amin adalah pembawa atau pendiri NU di Kab. Barru sekaligus menjadi Ketua Tanfidziyah pertama.

NU Barru lanjutnya merupakan jam’iyyah yang memiliki banyak anggota, baik kultural maupun secara struktural. Secara struktural kelembagaan dan organisasi.

NU Barru lanjutnya lagi memiliki perangkat organisasi 7 MWC kecamatan dan 5 Banom yakni Muslimat NU, Fathayat NU, GP. Ansor, IPNU, IPPNU, sedangkan Lembaga NU yang sudah ada yang melekat di PC NU Barru adalah LP2NU, LP MA’ARIF, LDNU, LPBI NU, LKNU, LPNU, dan LESBUMI.

“Semuanya kita harapkan tetap eksis dan lebih maksimal secara struktural dalam pengelolaan dan pengembangan organisasi”Ujarnya.

Muhammad Rasda Rais memiliki pandangan jika NU Barru hendak maju maka kedepan setidaknya lebih fokus secara struktural dengan pemenuhan pada 4 rukun NU yakni ada penguatan jamaah, ada pengurus atau kepemimpinan yang berjalan optimal. “Ada aturan main organisasi (rule of the game) yang harus dijalankan dan dipatuhi, dan ada tujuan bersama”Katanya.

Kerja kerja operasional kata Suami dr. Ismaini ini lebih tepat dilakukan secara struktural. Jika NU kultural, sebenarnya cikal bakal komunitasnya sudah beratus ratus tahun jamaah itu sudah ada di Indonesia, lalu pada abad ke 19 M, tepatnya 31 Januari 1926 ulama ketika itu sepakat membentuk organisasi yang disebut NU, “Dulu ulama kita kerjanya lebih banyak Ngaji, Tahlilan, mengajar kitab kuning, nah inilah yang disebut NU kultural. Dan untuk mencapai kemajuan PC NU Barru kedepan perlu penguatan jamaah yang dikelola secara struktural” Paparnya.

Lebih lanjut, Muhammad Rasda Rais, berharap kedepan NU Barru lebih memantapkan dirinya pada penguatan organisasi secara struktural dengan mengimplementasikan 4 rukun NU tadi kedalam bentuk program kerja. “Dengan modal itu insya Allah, NU Barru bisa maju dan berkembang guna mencapai cita citanya mewujudkan Rahmatan Lilalamin”Katanya lagi.

“Dan juga untuk mencapai tujuan organisasi NU yaitu berlakunya ajaran islam yang menganut paham Ahlusunna Waljamaah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan ummat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta”Tambahnya.

Selain itu lanjutnya Ada berbagai fikrah atau pemikiran NU yang bisa dibangun kedepan, Pertama, fikrah Tawassuthiyyah yakni pemikiran moderat. Menurut Muhammad Rasda Rais, era masa kini kian canggih, dengan adanya teknologi komunikasi lebih cepat dan mudah, arus informasi dapat diakses melalui medsos dengan cepat.

“Nah dengan berbagai bentuk informasi yang kita baca, yang kita lihat dan yang kita dengar, perlu kita saring dan lebih moderat atau tidak ekstrim menyikapi informasi yang ada, tentu informasi yang baik kita ambil dan yang tidak baik kita tinggalkan” Tuturnya.

Kedua Lanjutnya lagi, fikrah Tathowwuriyyah yakni pemikiran dinamis, warga NU dituntut senantiasa sejuk dan sehat dalam berpikir, berucap, bersikap dan bertindak, dan Ketiga, fikrah Ishlahiyyah yakni pemikiran bersifat reformatif, NU dituntut melakukan perbaikan pada berbagai aspek kehidupan baik dibidang keagamaan, sosial dan pendidikan karena NU adalah jam’iyyah atau perkumpulan yang bergerak dibidang keagamaan, pendidikan dan sosial.

Lebih jauh dijelaskan Muhammad Rasda Rais Haraqah (gerakan) yang perlu dibangun adalah gerakan penguatan ummat (Taqwiyatul ummah), dengan penyebaran ahlusunnah waljamaah yang bersifat Tathowwuriyyah/dinamis atau dengan kata lain melakukan penguatan akidah islam sesuai yang diperintahkan nabi besar Muhammad SAW. Sekaligus membangun gerakan Himayatul ummah yakni menjaga ummat islam.

“Agama Islam perlu dijaga kemurniannya dan kelangsungannya. Dalam kehidupannya NU berpedoman pada Alqur’an, As Sunnah, Al Ijma dan Al Qiyas. Dan memegang teguh asas Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”Kata Muhammad Rasda Rais menguraikan.

Dengan berbagai pemikiran dan gerakan NU tersebut, maka lanjut Pria kelahiran 1974 ini, NU Barru hendaknya senantiasa terus membangun sinergi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, ormas dan semua unsur di daerah. NU tidak boleh jauh dari pemerintah, pemerintah juga tidak jauh dari NU. Pemerintah dibentuk oleh negara sedangkan NKRI didirikan oleh ulama NU.

“NU didirikan oleh para ulama. Jadi pemerintah dengan ulama senantiasa saling bersinergi, Semoga pemikiran ini ada manfaatnya.Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Tharieq. Wassalam”.Tutupnya.