Bila kita membuat daftar nama tokoh asal kabupaten Barru yang berhasil di rantau maka tidak berlebihan kalau nama H. Abdul Hajar Siang termasuk salah satunya. kiprahnya di bidang sosial dan politik di Provinsi Kalimantan Timur maupun Sulawesi Selatan membuat beliau didaulat sebagai Ketua DPP AFPI Prov. Sulawesi Selatan merangkap Waketum DPN AFPI ( Anis For Presiden Indonesia)
Pembawaannya yang sederhana, merakyat, mudah bergaul tanpa membeda-bedakan orang dengan sesekali berbicara bahasa Inggris yang fasih membuatnya mudah dikenali. Namun tidak banyak orang tahu bagaimana perjalanan hidup beliau bisa sukses seperti saat ini.
Beliau bukan anak orang kaya yang mewarisi harta atau perusahaan perjuangannya dimulai dari nol, untuk itu kami anggap penting menularkan semangat positif semua tokoh-tokoh sukses Barru sebagai pembelajaran generasi milenial yang telah mengalami pergeseran nilai dan cara hidup.
Kisah beliau diawali dari kampung Bottolampe Tanete Kab. Barru di mana beliau lahir tahun 1954. di kampung ini pula lahir orang hebat seperti Bapak Drs. H. Adhan Arman Wollong, Bapak Prof. Dr. H. Hamka Haq, MA. teman sepermainan waktu kecil dan mereka semua satu rumpun keluarga.
Beliau bersekolah di SD Bottolampe dan juga sekolah agama di DDI pada sore harinya, sejak kecil telah menunjukkan bakat kepemimpinan dan retorika beliau sering diantar oleh sang ayah keliling berceramah di masjid masjid khususnya pada bulan Ramadhan sampai Wakil Bupati pada masa Bupati A.M. Sewang tertarik dengan bakatnya dan hendak mengangkatnya sebagai anak namun Ambo Siang sangat menyayangi Hajar kecil tidak mau berpisah.
Ayah Hajar, Ambo Siang merupakan tokoh pejuang melawan penjajah Belanda di tanete, beliau pernah ditangkap dan ditahan Belanda. Karena pengorbanannya itu beliau diberikan penghargaan Bintang Gerilya A dari presiden RI Pertama Bapak ir. Soekarno.
Berkat didikan dan darah pejuang yang mengalir dalam diri Bpk. Hajar Siang membentuknya menjadi pribadi yang tangguh, ulet pantang menyerah dan selalu peduli pada kepentingan orang banyak.
Pada tahun 1974 setelah tamat di SMEN Barru, kakak perempuan beliau meninggal yang merupakan figur ibu, kakak sekaligus sahabat yang membuat beliau sangat sedih dan kehilangan apalagi setelah sang ayah menikah lagi. Kondisi ini cukup mengguncang jiwa beliau sehingga memutuskan meninggalkan kampung halaman yang sangat beliau cintai mengadu nasib ke kalimantan.
Dengan hanya menumpang kapal kecil terombang- ambing di laut di tengah ombak besar dan cuaca buruk selama 3 hari 3 malam akhirnya beliau sampai di Pelabuhan Balikpapan kemudian melanjutkan perjalanan dengan speed boat ke Samarinda, saat itu belum ada jalan ke Samarinda.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup beliau bekerja sebagai kuli pelabuhan mengangkut barang atau memindahkan sapi dan kerbau. Beliau pantang berpangku tangan dan tidak mau bergantung pada orang lain.
Setelah beberapa bulan Beliau bertemu warga Australia yang mencari asisten untuk bekerja mencari sumber minyak di tengah hutan Kalimantan,, maka sejak itu interaksinya dimulai dengan orang asing dari sini pula beliau mulai belajar dan dan menyadari pentingnya skil maupun penguasaan bahasa inggris.
Pada tahun 1975 di Bontang dibuka perusahaan Bachtle LNG. Perusahaan Gas yang terbesar di indonesia, perusahaan asal Amerika itu membutuhkan puluhan ribu karyawan, hal ini memicu pertumbuhan ekonomi dan menarik banyak pendatang dari berbagai daerah sehingga Kalimantan Timur dan sekitarnya semakin ramai dan berkembang.
Di perusahaan tersebut Bapak Hajar Siang mengawali karirnya mulai dari juru bahasa, penerjemah, asisten manager, manager, sampai konsultan. Nama beliau bahkan masuk struktur 20 besar dari 1500 pegawai se-dunia di perusahaan tersebut.
Karir yang baik dan kinerja yang memuaskan membuat beliau punya modal untuk berpindah dari berbagai perusahaan asing yang berbeda-beda baik perusahaan dari Australia, Amerika, Belanda, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman India dan Jepang. Interaksi dengan berbagai bangsa memperkaya pengetahuan dan wawasan membentuk pemikiran yang terbuka dan sikap kerjasama dengan semua pihak.
Pada tahun 1998 bapak Hajar Siang mulai merintis karir di dunia politik. Saat menjabat wakil ketua DPD partai PAN, ketua DPD mengundurkan diri sehingga Bapak Hajar Siang otomatis naik sebagai ketua dan mengantarkannya sebagai anggota DPRD Kutai Timur dan terpilih sebagai Ketua Fraksi Reformasi yang terdiri dari 4 partai PAN, PPP, PKS dan PKB. Saat itu pemilihan Bupati masih di tangan anggota DPRD.
Dengan posisi tersebut Bapak Hajar Siang memiliki bargaining position yang kuat serta relasi yang luas serta potensi tawaran dari berbagai kepentingan sehingga bila tidak berpegang pada prinsip mudah digoda dan menyeleweng.
Nama-nama tokoh Kalimantan timur seperti Bapak Dr. H. Awang Faroek, MM. ( Anggota DPR partai dan Mantan Gubernur Kaltim), Bapak Dr. Ir. H. Isran Nuur. ( Gubernur Kalimantan Timur sekarang) Bapak Dr. H. Mahyudin (Wakil Ketua DPD RI) adalah sahabat dekat Bapak Hajar Siang bahkan Bapak Awang Faroek sewaktu masih Bupati Kutai Timur Pernah menawarkan jabatan sebagai Wakil Bupati namun Bapak Hajar Siang lebih memilih sebagai anggota DPRD. Beliau juga menceritakan pernah ditawarkan uang 15 miliar untuk deal politik suara fraksi namun beliau tolak karena menjaga komitmen dan tidak ingin berkhianat kepada rakyat.
Sikap tegas dan dukungan pada persoalan Moral ini juga dapat dilihat dari keterlibatan beliau Pada ormas maupun LSM. Beliau sebagai Ketua Dewan Pembina Laskar Anti Korupsi ( LAKI) Beliau juga Ketua Dewan Pembina GEMPUR (Gerakan Pemantau Kinerja Aparatur Negara).
Keberpihakan beliau kepada rakyat dibuktikan dengan menolak perampasan tanah masyarakat maupun kasus pencemaran lingkungan oleh perusahaan, beliau dipercaya oleh warga terdampak sebagai kuasa substitusi sehingga warga bisa mendapat pergantian yang layak.
Untuk menjaga Ukhuwah silaturahmi dan peran sosial keummatan Bpk. Hajar Siang pada masa itu aktif pada organisasi daerah maupun organisasi keagamaan diantaranya Ketua KKDB (Kerukunan Keluarga Daerah Barru) Ketua KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan), Ketua Umum KWK (Kerukunan Warga Kutai Timur), Wakil Ketua MUI bidang humas dan Ketua pembangunan DDI (Darud Dakwah Wal Irsyad)
Pada tahun 2006 Bpk. Hajar Siang berpindah ke partai Bulan Bintang (PBB) dengan jabatan Ketua DPD, pada saat itu kontestasi pemilihan Bupati Kutai Timur dan beliau berperan sebagai Ketua Tim Pemenangan Bp. H. Awang Faroek dan nama beliau punya kans kuat sebagai wakil representasi warga Bugis namun takdir menghendaki Bapak Isran Noor dipilih berpasangan dengan Bapak Awang Faroek dan menang.
Hal yang berkesan bagi beliau ketika ditunjuk sebagai Komisaris pada PERUSDA Kutai Timur merangkap komisaris pada anak perusahaan PERUSDA tersebut, dari modal awal 576 miliar berhasil surplus hanya beberapa tahun saja berkembang menjadi 800 miliar.
Perannya tidak hanya dirasakan warga di Kalimantan tetapi juga di kampung halamannya Tanete Kab. Barru, beliau menginisiasi pembangunan jalan dan jembatan beton Bottolampe dan jembatan gantung Pesse dan jembatan gantung Pasar Baru yang telah membuka isolasi kampung sekitar Tokkene sekaligus menghubungkan dengan Desa Anabanua, Desa Palakka Kecamatan Barru.
Pada tahun 1999 Bupati Barru saat itu H. Andi Muhammad Rum melaksanakan kunjungan kerja ke Sangatta Kabupaten Kutai Timur, saat itu Bapak Abdul Hajar Siang selaku ketua fraksi DPRD Melalui loby dan sambutannya menyampaikan pentingnya keterbukaan wilayah untuk mendorong akselerasi kemajuan sosial ekonomi daerah, beliau menitip harapan ke Bapak H. A. Muhammad Rum untuk membangun jembatan di Bottolampe, Pesse dan Pasar Baru maka satu tahun setelah pertemuan tersebut Bapak H. A. Muh. Rum menganggarkan proyek jembatan tersebut yang dinikmati sampai hari ini.
Begitu juga saat warga mengeluh dengan rusaknya jalan sepanjang Aroppoe dan Tanete Riaja beliau segera merespon dengan menghubungi semua pihak terkait termasuk Ketua DPRD Prov. Sulawesi Selatan ibu Hj. Andi Ina Kartika Sari dan segera direspon dengan dianggarkannya 40 Miliar untuk peningkatan jalan tersebut.
Atas kepedulian dan prestasinya itu beliau telah menerima banyak penghargaan baik dari Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah, DPRD, KPU, Depnaker, Garuda dan lain-lain. Karenanya sebuah universitas di California Amerika Serikat menganugerahi beliau dengan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa.
Dalam rentang waktu 40 tahun di rantau segala suka dan duka kehidupan telah beliau alami banyak kisah dan pengalaman hidup yang berharga, Beliau menitip pesan, maju terus jangan takut gagal dan hiduplah di atas prinsip kebenaran, setiap kita bisa menjadi apa yang kita inginkan selama kita bersungguh-sungguh berusaha, seribu kawan belum lah cukup tapi satu musuh sudah teramat banyak. Jangan minder karena kita dari kampung karena bukan asal kampung yang membuat orang sukses tetapi dirinya sendiri.
Biodata ;
Nama : Dr. Hc. H. Abdul Hajar Siang
Tempat tanggal lahir: Tanete, 31 Desember 1954
Istri : Hj. Nuraeni A. Gaffar
Anak :