Makassar AK77NEWS.COM, 4 Mei 2025 – Komunitas Duta Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo Indonesia sukses menggelar kegiatan Kajian Budaya dengan tema “Keunikan Identitas Budaya dalam Kosmologi Etnik Makassar.” Kegiatan yang digelar secara daring ini menjadi ruang diskusi penting dalam menggali dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia, khususnya budaya etnik Makassar.
Muhammad Riski, mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar selaku moderator kegiatan, menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum memperkuat kebersamaan civitas akademika dalam upaya pelestarian budaya. “Kajian ini diharapkan mampu menambah wawasan peserta tentang sastra, seni, dan tradisi Makassar, serta menjadi inspirasi dalam menjaga keberagaman budaya bangsa,” ujarnya.
Ayu Andira, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unismuh Makassar yang juga menjadi panitia, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap keberagaman budaya Indonesia. “Dengan dukungan narasumber ahli, kami berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan cinta budaya lokal serta mendorong partisipasi aktif dalam pelestarian warisan leluhur,” ungkapnya.
Hadir sebagai narasumber utama, Dr. Sumarlin Rengko HR, S.S., M.Hum., akademisi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, menjelaskan bahwa budaya Makassar kaya akan nilai-nilai lokal seperti sirik dan pacce, serta kosmologi yang menunjukkan hubungan erat antara manusia dan alam. “Kosmologi etnik Makassar mencerminkan harmoni antara manusia dan semesta, tercermin dalam tradisi, upacara adat, hingga toponimi alam,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan era digital untuk merawat dan mengembangkan budaya Makassar. “Anak muda perlu mengapresiasi dan memahami warisan ini agar identitas budaya tetap lestari dalam arus modernisasi,” tambahnya.
Ketertarikan peserta terhadap kajian ini turut disampaikan oleh Syukri Mawardi, dokter dan pegiat literasi dari Kabupaten Gowa. Ia menyoroti keterkaitan antara kosmologi dan pengobatan tradisional. “Kesehatan dalam pandangan tradisional bukan hanya soal fisik, tapi juga keseimbangan energi dan spiritualitas yang berakar pada kosmologi,” katanya.
Sementara itu, Akbar Amri, S.S., S.Pd., M.Si., menyatakan pentingnya pengintegrasian budaya dalam pengajaran bahasa Makassar. “Bahasa dan budaya saling terkait. Pembelajaran bahasa akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan konteks sosial, adat, dan sastra yang mendukung pemahaman menyeluruh peserta didik,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi dan antusiasme tinggi dari peserta, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat semangat pelestarian budaya dan mempererat hubungan antara generasi muda dengan warisan leluhur.