Herdiman Tabi pada LAINNYA
13 Sep 2019 11:36 - 2 menit reading

Selain Sholat Gaib, Warga Kampung Lanrae Tempat Masa Kecil Habibie Juga Gelar Yasinan

AK77, Barru-Bacharuddin Jusuf Habibie, begitu nama lengkap Presiden RI ke 3 tersebut, Sang Ahli penerbangan tersebut lahir 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan, 155 Kilometer dari Makassar.

Habibie merupakan  anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Tuti Marini Puspowardoyo, yang berasal dari Yogyakarta.

Di rumah yang terletak di Jalan Bau Massepe Nomor 5 Parepare itu, Habibie melewatkan masa balitanya.

Pada waktu pendudukan Jepang, keluarga Alwi Abdul Jalil Habibie mengungsi ke Kampung Lanrae, Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi.

Tentu, Habibie yang waktu itu masih berusia 6 tahun ikut serta.

Di Desa Lanrae inilah Habibie kecil senang berenang di sungai. Tak cuma sebentar namun betah hingga berjam-jam.

la juga sering memandikan kuda kesayangannya yang bernama La Bolong alias si Hitam.

Ia memang sangat gemar menunggang kuda, dan bertindak sebagai joki.

Bila sedang bosan menunggung kuda, Habibie kecil kemudian sibuk main layang-layang, kadang main kelereng atau juga mallogo (permainan daerah Bugis menggunakan tempurung kelapa berbentuk segitiga).

Atas Inisiatif masyarakat, beberapa tahun lalu mengusulkan Bapak BJ Habibie untuk membangun sebuah mesjid di Lanrae dan Beliau merestui dan Masjid tersebut dinamailah Nur Habibie.

Untuk menghormati dan mengenang jasa Habibie yang dikenal ahli membuat pesawat dan mantan menristek era Suharto tersebut, warga Masyarakat Lanrae Desa Nepo Kec.Mallusetasi melakukan Shalat gaib, yasinan, do’a bersama serya Tausyiah di masjid Nur Habibie Kamis (12 /9) pukul 18.30.Wita ( Ba’da Magrib).

Kepala KUA Kecamatan Mallusetasi H.Muhajirin Saleh.S.Ag.M.H yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan duka cita dan bela sungkawa atas meninggalnya Salah seorang Tokoh Ilmuwan dan Cendikiawan Bapak Prof.DR.Ing.H.BJ.Habibie.

yasinan dipimpin Perwakilan KUA Kec.Soppeng Riaja Hamzah,S.Ag

“semua manusia pasti akan melalui pintu kematian dan Jikalau anak cucu Adam telah Mati maka terputuslah segala Amal dunianya dan ada 3 (tiga) amal yang tiada hentinya mendapat pahala disisi Tuhan, yakni Shadaqah Jariyah, Ilmu yang berguna yang diamalkan dan Do’a orang yang Mendo’akan”Ujar Ustas Abdul Rahman Awan dalam tausiahnya.

Almarhum Prof.DR.Ing.BJ.Habibie lanjutnya memiliki ketiga(3) hal tersebut, dilihat dari Masa hidupnya dimana adalah Ilmuawan / cendikiawan dan seluruh Bangsa Indonesia Mendo’akan.

“Moga beliau mendapat Surga di sisi Allah..Amin”Ucapnya.

Acara tersebut selain dihadiri Kepala KUA Kec.Mallusetasi dan staf/penyuluh dan Penyuluh  Agama Kec.Sop.Riaja, juga di hadiri Babinsa Desa Nepo/Manuba. Komunitas Pemuda, Remaja Masjid Nur Habibie serta Masyarakat Desa Nepo dan sekitarnya.