Herdiman Tabi pada NEWS
7 Okt 2025 11:33 - 3 menit reading

Pantai Lowita: Wisata Edukasi dan Konservasi Penyu Pertama di Kabupaten Pinrang

Pinrang, Sulawesi Selatan AK77NEWS.COM– Terletak di pesisir Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Pantai Lowita kini menjelma menjadi ikon pariwisata edukatif sekaligus pusat konservasi penyu pertama dan satu-satunya di Kabupaten Pinrang.

Kawasan ini tidak hanya menyuguhkan keindahan alam pantai, tetapi juga menyimpan misi besar: melestarikan spesies penyu yang kian terancam punah.

Awalnya, Pantai Lowita hanyalah lokasi konservasi sederhana yang digagas oleh kelompok pemuda lokal bernama Lima Putra Pesisir: Maman Suryaman, Renaldi, Rahmatullah, Fajar Parajai, dan Hendra Darmawan. Pada tahun 2021, mereka memulai langkah kecil dari keprihatinan terhadap maraknya perburuan telur penyu di wilayah tersebut.

Dengan semangat gotong royong, mereka mulai mengamankan sarang penyu, memindahkan telur ke sarang semi-alami, dan merawat tukik hingga siap dilepasliarkan ke laut. Kegiatan ini lambat laun menarik perhatian Pemerintah Desa Wiringtasi, Pemerintah Kabupaten Pinrang, hingga PT PLN Indonesia Power UBP Barru, yang kemudian memberikan dukungan dan pendampingan berkelanjutan.

Kini, Pantai Lowita tidak hanya menjadi kawasan konservasi penyu, tetapi juga berkembang menjadi pusat edukasi lingkungan. Setiap tahunnya, sekitar 70–80 sarang penyu berhasil diselamatkan, dengan total 6.000–8.000 butir telur dan 5.000–6.000 tukik yang dilepasliarkan kembali ke laut. Tiga jenis penyu yang berhasil dilestarikan di kawasan ini adalah:

Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata),Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)

Hal ini menjadikan Pantai Lowita sebagai habitat penting bagi pelestarian penyu di wilayah barat Sulawesi Selatan.Lebih dari itu, kawasan ini kini juga menjadi lokasi studi dan pembelajaran lapangan bagi pelajar dan mahasiswa, mulai dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN), penelitian ilmiah, hingga kunjungan edukatif (study tour). Dari aktivitas konservasi sederhana, Pantai Lowita kini telah bertransformasi menjadi ruang belajar terbuka yang menghubungkan ilmu pengetahuan, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Warga yang sebelumnya terlibat dalam perburuan telur penyu kini menjadi penjaga (ranger) dan pelestari lingkungan. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut semakin meningkat.

“Awalnya kami hanya ingin melindungi penyu dari perburuan. Tapi sekarang, masyarakat, pelajar, bahkan wisatawan bisa datang belajar langsung tentang konservasi dan pentingnya menjaga alam. Ini jadi kebanggaan bagi kami,” ujar Renaldi, anggota Lima Putra Pesisir.

Kepala Desa Wiringtasi, Andi Abbas, S.H., turut mengapresiasi peran para pemuda yang telah membawa perubahan positif di desanya.

“Pantai Lowita kini menjadi kebanggaan Desa Wiringtasi. Kami terus mendukung agar kegiatan konservasi dan wisata edukasi ini bisa berjalan berkelanjutan,” ungkapnya.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pinrang, Andi Suyuti, ST., M.Si, konservasi berbasis edukasi di Pantai Lowita merupakan satu-satunya yang ada di Pinrang dan bahkan mungkin di Sulawesi Selatan.

“Kami berharap program ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi wilayah pesisir lainnya, agar kelestarian keanekaragaman hayati bisa tetap terjaga,” jelasnya.

Dukungan serupa juga datang dari sektor swasta, salah satunya dari PT PLN Indonesia Power UBP Barru, yang menjadi mitra strategis dalam pengembangan kawasan ini. Manager UBP Barru, Ahmad Burhani, menegaskan komitmennya:

“Kami percaya keberhasilan konservasi tidak hanya menyelamatkan satwa, tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan dan ekonomi masyarakat lokal. Lowita adalah bukti nyata dari kolaborasi itu,” tutupnya.