Herdiman Tabi pada WISATA
6 Agu 2024 18:14 - 4 menit reading

Kedatangan Forum Dosen dan Masyarakat Ilmuwan Indonesia di Wisata Dolli, Desa Tukamasea, Kabupaten Maros

MAROS-Wisata Dolli merupakan destinasi wisata yang terletak di Desa Tukamasea, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Indonesia.

Destinasi wisata yang ada di Desa Turikamasea tersebut memilki keindahan alam, tedapat pegunungan, air terjun, dan pemandangan hijau yang menakjubkan.

Wisata Dolli saat ini sementara dibangun adalah kolam renang, namun tidak menutup kemungkinan akan ada produk wisata yang lain yang mempunyai potensi untuk dikembangkan kedepannya.

Desa Tukamasea sendiri adalah daerah yang kaya akan budaya dan tradisi lokal, sehingga pengunjung dapat menikmati pengalaman wisata yang autentik dan unik.

Wisata Dolli sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan biasanya akan ramai mulai hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Dengan keindahan alam dan suasana pedesaan yang asri, Wisata Dolli menjadi tempat yang ideal untuk bersantai dan melepas penat dari kesibukan sehari-hari.

Sejumlah dosen dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan berkumpul di Dusun Dolli Bungaeja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, untuk menggelar program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) 6 Agustus 2024.

Dosen dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan berkumpul untuk menggelar program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan yang bertemakan “Peningkatan Kapasitas Manajemen Pengelolaan Desa Wisata” ini melibatkan 10 dosen dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Patompo, Universitas Bosowa, Universitas Muslim Maros, Universitas Hasanuddin, ITBA Al Gazali Barru, Universitas Mega Reski, Universitas Sawerigading, dan STIA Nusantara Makassar.

Ketua PKM dan dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, Zulkifli Mappasomba,S.Si.,M.Si, selaku pemateri pertama, dalam sambutannya mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mengembangkan desa wisata. “Mari kita bersama-sama membangun Desa Dolli Bungaeja menjadi desa wisata yang berkelanjutan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kearifan lokal sebagai ciri khasnya,” ujar Zulkifli. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan pengisian kuesioner. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat dalam mengelola desa wisata secara profesional.

Rosmawati, S.Pd., M.Hum., M.Ed., Ph.D, dosen dari Universitas Bosowa selaku pemateri ke 2 dengan tema ’Pengelolaan Desa Wisata Hahndrof, Austrlia Selatan mengungkapkan bagaimana suatu desa wisata bisa berkembang berdasarkan suatu perbandingan antar satu dengan yang lain, apa kelebihan dan kekurangan yang dapat saling mengisi. Bu Ros, mengungkapkan bahwa Hahndorf adalah salah satu desa wisata di Australia Selatan bisa dijadikan sebuah contoh untuk pengelolaan dan pengembangan pada suatu desa wisata. Sebagian orang menganggapnya sebagai kota kecil wisata. Desa ini menawarkan paket wisata yang bernuansa Jerman seperti penginapan, restaurant, toko souvenir, kebun stowberi, benda-benda peninggalan masyarakat Jerman yang bersifat teknologi dan budaya, serta pemandangan alam yang sangat indah. Konsep pengembangan wisata Hahndorf mungkin bisa ditiru untuk diterapkan di Indonesia khususnya di Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Maros. Meskipun kita memiliki budaya yang berbeda dengan Desa Hahndorf, namun konsep pengembangan wisata di desa itu bisa dijadikan contoh kedepannya.

Dr.Dirk Sandarupa,M.Hum, dosen Universitas Hasanuddin selaku pemateri ke-3 memberikan pembekalan tema mengenai ’Pemasaran Pariwisata pada suatu Destinasi Wisata Dolli’bahwa yang harus diperhatikan adalah hubungan antar produsen dan konsumen. Dimana prosen (penjual) adalah pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat lokal, sedangkan konsumen (pembeli) adalah wisatawan lokal maupun mancanegara. Yang paling terpenting esensi dalam pemasaran pariwisata adalah pelayanan yang menciptakan kepuasan dan loyalitas (setia) konsumen. Jika konsumen merasa puas akan pelayanan paket wisatanya baik secara internal maupun eksternal, maka tentu konsumen akan datang kembali untuk berkunjung ke tempat yang sama. Walaupun sudah ada teknologi sebagai suatu pemasara, namun senjata yang paling ampuh adalah pemasaran langsung dari sudut pandang wisatawan. Dan inilah tujuan sebenarnya dalam pemasaran pariwisata, yakni memeberikan kepuasan kepada konsumen untuk menciptakan konsumen yang loyal (setia).

Dengan adanya program PKM ini, diharapkan Desa Dolli Bungaeja dapat semakin berkembang sebagai destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan berkelanjutan. Serta pula bisa menjadi contoh desa wisata lainnya bagi desa-desa lain yang ada di Kabupaten Maros.