Herdiman Tabi pada LAINNYA
18 Sep 2019 11:44 - 2 menit reading

Andi Burhanuddin, Jurnalis Makassar Pena Barru Wafat, Humas Pemda dan Jurnalis Barru Berduka

AK77, Barru- Andi Burhanuddin jurnalis Makassar Pena Biro Barru telah berpulang ke Rahmatullah, Selasa malam (16/9) sekitar pukul 8.00 wita.

Almarhum yang sering dipanggil dengan sebutan Puang Bur atau Senior di kalangan jurnalis Barru meninggal tak berselang lama usai tiba di Rumah Sakit Lapatarai Kabupaten Barru.

Rekan sesama jurnalis Barru menyampaikan, Almarhum berboncengan bersama putri dan istrinya untuk berobat, namun sesaat setelah tiba dirumah sakit tuhan berkehendak lain Andi Burhanuddin meninggal.

Almarhum Andi Burhanuddin saat ini masih tercatat sebagai jurnalis Makassar Pena.

Kepala Bagian Humas Pemkab Barru Yossi Febresia bersama sejumlah wartawan Barru  menjenguk Almarhum di UGD RS Barru dan mengurus jenazah untuk disemayamkan di Kampung Wiring Tasi, Kecamatan Soppeng Riaja, Barru, Sulawesi Selatan. 

Berpulangnya Jurnalis yang dikenal humor ramah,  dan bersahabat ini beredar luas di group Whatsapp media Barru maupun group lainnya, Baik Humas pemkab maupun jurnalis banyak mengirimkan doa.

“Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Selamat Jalan Saudaraku  A.Burhanuddin Wartawan Makassar Pena, Saat itu engkau datang menemuiku dan sempat mengeluhkan penyakitmu”, ucap Wahyuddin Suyuti Wartawan Upeks.

Kini tulis wahyu, kamu sudah tidak sakit lagi, Selasa 17/9/2019  pukul 19.00 Wita, Tuhan telah mengambil rasa sakit itu dan berganti dengan kehidupan abadi di sisiNya. “Semoga keluarga sabar dan ikhlas menerima keadaan  yang pasti akan terjadi”Ucapnya.

Hal yang sama diceritakan Muhammad Rusman Wartwan Fajar.

Hanya Sebentar..Lalu  Pergi

Kabar duka itu datang persis jam delapan malam.  Seorang sahabat telah merampungkan waktunya. Seorang kawan menyampaikannya lewat handphone dengan suara bergetar. Semalam jazadnya telah terbujur di UGD. 

“Beberapa hari lalu saya masih sempat salaman, saling menggenggam, terasa lembut. Di sadel belakang motornya ada puteri bungsunya yang setia bersamanya. Ia tersenyum dan berlalu”, katanya.

Andi Burhanuddin tambahnya seorang jurnalis, hidupnya tak runyam, seperti diakhir hayatnya, ia ke rumah sakit naik motor bersama putri dan istrinya, Rasa sakit mungkin yang mengantarnya ke pintu rumah sakit. “Tak butuh waktu lama, hanya sesaat. Lalu ia pergi untuk selamanya”,tuturnya.

Sangat simple, Almarhum menjalani hari-hari terakhirnya juga tak berliku, di sisinya banyak kawan yang datang.

“Belasungkawa yang dalam dari kami yang selalu bersamanya. Malam itu, Kurir langit mengantarnya dengan senyap”Ujarnya.

Rusman juga mengatakan di hari-hari terakhirnya ada puisi rindu yang tersisa. “Saya juga tidak membacanya dengan baik, sehari sebelum pamit, mungkin rasa sakit yang terus menderanya lalu ia  menulis puisi  itu dengan air mata”Pungkasnya.

Selamat jalan…kawan…