AK77NEWS.COM — Barru — Wakil Bupati Barru, Abustan A. Bintang, menegaskan bahwa kegiatan Napak Tilas Perjuangan Rute Andi Mattalatta Garongkong–Paccekke bukan sekadar agenda tahunan, melainkan wadah penting untuk memperkenalkan kepada generasi sekarang bahwa Kabupaten Barru adalah daerah yang sarat sejarah dan memiliki peran besar dalam perjuangan bangsa.
Penegasan itu ia sampaikan saat memberikan sambutan pada malam ramah tamah Napak Tilas di Lapangan Monumen Paccekke, Kecamatan Soppeng Riaja, Sabtu malam (29/11/2025). Sambutan tersebut merupakan amanah langsung dari Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari.
Dalam pidatonya, Wabup Abustan memaparkan salah satu sejarah penting yang dimiliki Barru, yakni mandat dari Jenderal Sudirman untuk membentuk Tentara Republik Indonesia. “Mandat itu lahir di Barru. Ada tiga kapal dari Jawa, satu dipimpin Andi Mattalatta mendarat di Garongkong, satu di Wiringtasi Mangkoso, dan satu di Suppa, Kabupaten Pinrang,” ungkapnya.
Wabup juga menuturkan pengalamannya bersama Bupati Barru yang meninjau daftar nama pejuang di Monumen Pendaratan Garongkong. Dari nama-nama tersebut, banyak yang kemudian menjadi tokoh besar bangsa, mulai dari Panglima TNI, Pangdam, Bupati/Walikota hingga Danrem. “Semua jabatan itu bukan kebetulan, tapi buah dari perjuangan dan pilihan mereka: merdeka atau mati,” tegasnya.
Lebih jauh, Wabup menguraikan kekayaan sejarah Paccekke yang kini ditetapkan sebagai Desa Wisata. Salah satu ikonnya adalah monumen bersejarah yang dibangun tahun 1947 tanpa semen namun tetap kokoh hingga kini. “Monumen ini baru direhab tahun 2000 saat Bapak Andi Muhammad Rum menjabat Bupati, tetapi bentuk aslinya tetap dipertahankan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung keberadaan monumen kecil di puncak gunung Paccekke yang dulu digunakan untuk pembaretan prajurit Raider, meski tradisi itu kini sudah tidak dilakukan lagi. Selain itu, ia menyampaikan bahwa kawasan hutan Paccekke seluas 229 hektare telah ditetapkan Kementerian Kehutanan RI sebagai Hutan Pendidikan dan dikelola Universitas Muhammadiyah Makassar dengan konsep Shinrin Yoku atau forest healing ala Jepang.
Wabup berharap pelaksanaan Napak Tilas tahun depan dapat lebih besar dan lebih melibatkan unsur TNI. Ia mengusulkan format penyelenggaraan kembali di bawah Kodam XIV/Hasanuddin serta menghadirkan dialog sejarah sehari sebelum pelaksanaan, termasuk dengan menghadirkan keturunan tokoh pejuang. Lokasi yang diusulkan adalah Tanah Maridie, kediaman keluarga Mayjend Andi Mattalatta.
Terkait buku sejarah yang tengah disusun Desa Paccekke, Wabup menyampaikan proses penyuntingan sementara berlangsung dan berharap dapat dieditori oleh Andi Ilham Mattalatta sebelum dicetak.
Dalam kesempatan itu, ia memberikan apresiasi kepada seluruh peserta Napak Tilas yang berjumlah 130 tim dan para donatur serta pihak-pihak yang ikut berkontribusi. Ia berharap kegiatan ini menjadi berkah dan mampu mendongkrak kunjungan ke Barru, sejalan dengan tagline Bupati: “Singgah di Barru.”
Pada momentum yang sama, turut diserahkan Buku Otobiografi Mayjen Purn. H. Andi Mattalatta berjudul “Meniti Siri’ dan Harga Diri: Catatan dan Kenangan” serta penyaluran bantuan paket sembako untuk 80 KK di Desa Paccekke.
Acara ini dihadiri berbagai tokoh dan unsur Forkopimda, di antaranya Nyonya Sri Wahyuni Fibriyanto, Andi Ilham Mattalatta, Dandim 1405/Parepare, Wakapolres Barru, Pj Sekda Barru, para pimpinan OPD, Ketua PMI Barru, Ketua TP PKK Barru, pimpinan perbankan, Camat Soppeng Riaja, Forum Peduli KAMASE, FKPPI Sulsel, DPP IARMI Sulsel, dan undangan lainnya.