Barru, 14 Juni 2025 — Sejarah baru ditorehkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Barru. Untuk pertama kalinya, pucuk kepemimpinan organisasi ini diemban oleh seorang perempuan. Dialah Nur Amilah Salihah, S.Sos, sosok muda yang resmi dilantik sebagai Ketua Umum IMM Barru masa bakti 2025/2026, dalam seremoni penuh semangat yang digelar di Aula Rumah Jabatan Bupati Barru.
Momentum ini tak hanya bermakna sebagai pergantian kepengurusan, tapi juga sebagai simbol transformasi peran perempuan dalam ruang gerak kepemudaan dan dakwah intelektual.
Acara pelantikan dihadiri tokoh-tokoh penting dari lintas sektor—pemerintahan, akademisi, hingga organisasi kemasyarakatan. Turut hadir mewakili Bupati Barru, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Herman Jaya, S.IP; dari Polres Barru, hadir Kompol Anwar, S.H., M.H.; serta Kadispora melalui Muh. Nasir, S.Sos., M.Si. Universitas Muhammadiyah Barru juga turut memberi dukungan lewat perwakilan Rektor, Jamal Passalowongi, S.Pd., M.Pd.
Suasana semakin bermakna dengan kehadiran Ketua DPD IMM Sulsel Adrian Al-Fatih, PDM Barru yang diwakili Syeh Ruslan, serta PD Aisyiyah Nur Amaliah Halid, ortom-ortom Muhammadiyah, dan organisasi kepemudaan se-Barru. Pelantikan resmi dilakukan oleh DPD IMM Sulawesi Selatan.
Dalam sambutan perdananya, Nur Amilah menegaskan bahwa jabatan bukanlah prestise, melainkan amanah yang hanya bisa dijalankan dengan kerja kolektif dan keikhlasan. Ia menyampaikan harapannya agar IMM Barru menjadi wadah yang inklusif dan progresif, khususnya dalam memberdayakan mahasiswa dan memperkuat nalar kritis kaum muda.
“Jabatan ini bukan sekadar simbol, tapi amanah yang harus dijalankan dengan kolaborasi dan kesungguhan,” ujarnya tegas.
Sebagai Ketua Umum perempuan pertama di IMM Barru, Nur Amilah membuktikan bahwa kepemimpinan tak mengenal batas gender, melainkan ditentukan oleh visi, integritas, dan tekad untuk melayani.
Ketua DPD IMM Sulsel, Adrian Al-Fatih, mengajak seluruh kader untuk terus memperkuat sistem perkaderan yang berdaya pikir dan berdaya juang. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pemerintah daerah, tanpa meninggalkan posisi IMM sebagai kekuatan moral yang kritis.
“IMM harus tampil sebagai kekuatan moral yang kritis namun kolaboratif untuk membangun daerah,” tegas Adrian dengan penuh semangat.
Mewakili Bupati Barru, Herman Jaya menyampaikan apresiasi atas kontribusi IMM dalam membangun dinamika kepemudaan dan demokrasi lokal. Pemerintah, katanya, terbuka terhadap kritik dan ide-ide segar dari IMM sebagai mitra strategis pembangunan daerah.
“Kritik dan masukan dari IMM sangat kami butuhkan sebagai bagian dari dinamika demokrasi lokal,” ungkapnya.
Sambutan penutup datang dari Syeh Ruslan, mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah Barru. Ia mengingatkan bahwa kekuatan gerakan dakwah dan sosial bermula dari kekuatan ilmu.
“Gerakan yang kuat hanya bisa lahir dari ilmu yang mendalam. Maka, kuatkan dulu ilmunya sebelum turun ke medan dakwah dan pengabdian,” pesannya penuh makna.
Pelantikan ini menjadi lebih dari sekadar seremonial. Ia menjadi titik tolak sejarah, ketika seorang perempuan muda mengambil tanggung jawab besar untuk memimpin gerakan intelektual dan sosial ke arah yang lebih progresif.
Selamat memimpin, Nur Amilah Salihah. Langit baru IMM Barru sedang terbuka lebar.