AK77NEWS.COM, BARRU- Satu santri pesantren Al Fatah di Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur yang pulang kampung ke Kabupaten Barru dinyatakan positif covid-19. sebelumnya santri itu telah dilakukan rapid test oleh pihak pesantren sebelum ke Sulsel, dan juga dirapid tes tim pemprov sulsel setibanya di bandara, namun hasilnya negatif.
Mengacu dari dua pemeriksaan itu, Tim Gugus Tugas Covid-19, bisa saja tidak melakukan lagi pemeriksaan ulang. Namun, atas kebijakan Bupati Barru Suardi Saleh sebagai ketua gugus tugas, agar setiap Orang Tanpa Gejala (OTG) yang awalnya negatif, tetap harus di rapid test kembali 14 hari setelah menjalani masa karantina mandiri. Dan itu berlaku bagi siapapun yang masuk kategori OTG maupun OPD.
Di rapid test terakhir yang dilakukan pekan lalu, dua santri itu dinyatakan reaktif. Dari hasil itulah, dua santri yang kondisi fisiknya sangat bugar langsung dibawa ke RSUD Barrru menjalani masa isolasi dan pemeriksaan swab. Meskipun saat ingin dibawa di malam hari, sempat ada penolakan dari keluarganya.
“Setelah ada hasil rapid test terakhir, hari itu juga kita bawa ke RSUD. Dan kita memberi pemahaman kepada keluarganya, kenapa langkah itu kami harus lakukan. Dan alhamdulillah, akhirnya mereka bersedia,” kata Suardi Saleh, Rabu (06/05/2020).
Sambil karantina di RSUD dan menunggu hasil swab, pihaknya juga langsung melakukan rapid test kepada keluarga yang tinggal se rumah dengan santri itu. Termasuk melacak kemana saja dua santri tersebut berpergian selama ini.
“Keluarga dua anak kita itu sudah kita periksa dan hasilnya negatif di rapid test pertama. Tapi tetap kita minta saat itu melakukan karantina mandiri. Tidak berpergian ke mana-mana dulu sambil menunggu hasil swab terhadap anaknya,” urai Suardi Saleh.
Pasca-ada hasil swab yang menyebut satu dari dua santri itu dinyatakan positif, pihaknya bergerak cepat lagi dengan membawa satu santri tersebut ke tempat karantina dan perawatan di Makassar. Termasuk orangtuanya.
“Sampai sekarang kita masih menelusuri dan mendata riwayat interaksi anak kita itu semenjak tiba di Barru. Dan semua yang pernah berinteraksi kita akan periksa kembali, dan memintanya melakukan karantina mandiri,” tambahnya.
Ia berharap, warga tidak panik berlebihan mengenai adanya kasus pertama di Barru yang positif Corona. Selain pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi, juga terus memperketat pengawasan dan pemeriksaan di setiap warga yang baru tiba di Barru.
“Memang dengan adanya kasus pertama positif corona, status Barru tidak lagi zona hijau. Tapi percaya saja, kami terus berusaha semaksimal mungkin mengurangi penularan. Karena itu, saya juga berharap kerjasama kita semua. Menaati imbauan dan anjuran pemerintah, serta saudara-saudara kita yang baru tiba di Barru agar bersedia memeriksakan diri dan menjalani masa karantina mandiri. Tetapki tenang semua, sambil meningkatkan kewaspadaan,”
paparnya.
Seperti diberitakan, Barru merupakan daerah ke 22 di Sulsel yang ditemukan ada satu warganya positif corona. Padahal selama ini, dari 24 kabupaten/kota, sisa tiga yang masuk zona hijau. Masing-masing, Barru, Bantaeng dan Toraja Utara.